Penganggur

Hidup itu memiliki tujuan, arah, dan garis tertentu yang membuat kehidupan seorang manusia teratur. Segala keteraturan itu begitu nikmat dibanding ketidakteraturan. Ketidakteraturan hidup tidak hanya tidak nikmat tapi juga berakibat buruk pada pikiran si manusia dan tingkah lakunya. Hal ini dapat dilihat pada seorang penganggur yang malas mencari kerja (bukan penganggur yang mencari kerja). Beda antara penganggur dan pekerja pada pikirannya cukup telak. Kemalasan penganggur luar biasa tebal. Bangun siang dengan kepala pusing, tidak ada kegiatan hingga hanya duduk-duduk dan mengobrol, kerjanya hanya makan-minum dan buang air, melakukan hal yang sama hingga sore hari tiba, lalu malam dan begadang, pada akhirnya tidur di shubuh hari, dan melakukan hal yang sama diesok harinya : bangun siang dengan kepala pusing.

Penganggur memiliki beberapa tipe. Berdasarkan tipe yang terbagi, saya tidak suka menyebut seseorang penganggur bila mereka memiliki kegiatan diseputar kekosongan hidup mereka. Bagi saya penganggur adalah mereka yang tidak mau memiliki kegiatan. Bisanya hanya ngobrol, makan-minum, buang air, tidur, dan pada akhirnya mati. Jika ada seorang yang memang tidak memiliki pekerjaan, tapi dia memiliki banyak kegiatan entah apapun itu, bagi saya dia bukanlah seorang penganggur.

Penganggur atau tidaknya seorang manusia ditentukan oleh diri mereka sendiri, bukan perusahaan yang menolak mereka ketika melamar kerja. Penolakan perusahaan atau instansi apapun memang penyebab dasar seorang menjadi pengangguran, tapi itu semua bukanlah alasan utama. Alasan utama seorang menjadi penganggur adalah keinginan mereka sendiri yang menginginkan hal seperti itu. Jika dia telah berusaha mencari kerja ke berbagai tempat tapi ditolak, sementara dia tidak mau diam sekalipun tidak bisa kerja, hingga akhirnya dia melakukan banyak kegiatan diseputar kekosongan hidupnya, menurut saya itu bukanlah seorang penganggur. Bahkan pula, seorang yang di dalam hatinya menginginkan pekerjaan tapi tidak dapat dan menginginkan beraktifitas tapi tidak tahu apa, juga bukan seorang penganggur.

Pengangguran ditentukan oleh diri manusia itu sendiri. Maka salah bila ada orang yang sembarang berkata bahwa ia seorang penganggur. Manusialah yang menentukan dirinya sebagai seorang penganggur atau pekerja, bukan apapun. Bahkan, berhati-hatilah… karena dari sekian orang yang bisa bekerja dengan nikmat disebuah perusahaan, ternyata pada hakikatnya ia adalah seorang penganggur.[]

Posted on Maret 1, 2012, in Esai and tagged , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.

Tinggalkan komentar

inspirasi untuk toleran

Sebar toleransi, semai perdamaian

Sastra Komputer

bait-bait puisi para programmer...

AHAO's Blog

Hal Kecil dan Terabaikan Bisa Dibikin Jadi Penting :-)

SunSky

Jalan-Jalan Langit

Blog Pendidik

Sejak 2005

Ukh dias's Blog

Allah itu dekat, sangat dekat jika kita semakin mendekat.

lagilagi81.wordpress.com/

KEBAHAGIAAN HIDUP BUKAN SEKEDAR DARI AGAMA

Fiazku

Kecerdasan Manusia Bodoh

tagiyeh

seni dari islam untuk melembutkan hati orang-orang kafir

ReNDezVoUs

the secret of friendship is concern, the secret of love is sacrifice, and the secret of life is God

Suwekaprabha Yoga

Untuk Memahami Dunia dan Kehidupan

Perpustakaan Online Satria

Terus, menuju kesempurnaan...

Ngelab?

pusing?

Semua Orang Tahu

Just another tahu website

Singa Darat

Live your life with passion and you will find your love of a lifetime

My Humz… My share place

Tiada hari tanpa bersyukur

Sastra Satria

Mari Mengias Dunia dengan Sastra dan Satria

kampungmanisku

menjelajah dunia seni tanpa meninggalkan sains

Road to the Heaven

All our philosophy is dry as dust if it is not immediately translated into some act of living service.(Mahatma Mohandas Gandhi)