Pernahkah kita bertanya kenapa lampu ada di atas? Tidak perlu dijawab, karena biarpun lampu ada di bawah atau di samping ia tetaplah lampu dan ia tetap menerangi. Selama kita ada dijangkauannya, ia tetap menerangi, bahkan jika kita tidak melihatnya, ia juga tetap menerangi kita.
Demikianlah pemimpin dan ulama. Jika mereka benar-benar seorang pemimpin dan ulama, ada dimanapun mereka dan sebagai apapun, mereka tidak kehilangan pancaran sinar kepemimpinannya dan keulamaannya. Di atas ataupun di bawah, ia tetaplah ia. Ia tidak bisa dipenjara oleh jabatan, status, perekonomian, dan lain sebagainya.
Demikian pula burung-burung bebas. Burung-burung yang tidak dipersangkar hingga bisa terbang setinggi-tingginya. Mereka tidak bisa ditangkap apalagi dipenjara. Meskipun begitu, burung-burung bebas adalah makhluk, sehingga kebebasan mutlak tidaklah ia miliki. Oleh karena itu, ditengah hamparan samudra kebebasannya, ia tetap bisa tertangkap dan terpenjara ketika Allah menghendaki untuk itu. Lalu, dengan apa ia akan tertangkap dan terpenjara?
Burung-burung bebas hanya dapat tertangkap dan terpenjara oleh dirinya sendiri. Sebab ia lah yang menentukan kapan ia harus diam dan bergerak, bersembunyi dan terlihat. Inilah pengendalian diri sejati. Ulama dan pemimpin adalah salah satu dari burung-burung bebas itu.
Kemampuan Tak Bisa di Batasi
Feb 17
Posted on Februari 17, 2013, in Renungan and tagged Bebas, Kebebasan, lampu, pemimpin, pengendalian diri, samping. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0